PERAKNEW.com – Ribuan burung Perkutut dari se-antero Nusantara memenuhi lapangan Sepak Bola Rema Pelangi Desa Cangkingan, Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu. Mereka berusaha memukau dewan juri untuk menjadi yang terbaik di kelasnya masing-masing.
Para pelestari dan pecinta perkutut lokal dari seluruh Indonesia hadir di Desa Cangkingan ini, untuk mengikuti kegiatan Lomba Perkutut Lokal Nasional, Minggu (9/7/2023).
Bupati Indramayu, Nina Agustina yang diwakili Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Indramayu, Aan Hendrajana mengatakan, lomba perkutut lokal tingkat nasional ini harus bisa dijadikan sebagai event rutin tahunan. Pasalnya, banyak manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan tersebut.
Menurut Aan, dengan adanya event nasional ini berdampak pada peningkatan ekonomi seperti penginapan, kuliner, UMKM, parkir, dan lainnya.
“Event nasional yang dilaksanakan di Cangkingan ini, sama-sama kita lihat berdampak pada perputaran ekonomi. Even ini harus bisa dijadikan event tahunan di Kabupaten Indramayu,” tegas Aan yang juga Ketua Kicau Mania Kabupaten Indramayu.
Selain itu, event nasional ini bisa dijadikan sebagai bahan promosi berbagai potensi dan unggulan daerah Kabupaten Indramayu kepada orang luar.
Pada kesempatan itu Aan juga menyampaikan salam dan permohonan maaf untuk seluruh peserta dan panitia dari ibu bupati yang tidak bisa hadir karena ada kegiatan yang bersamaan.
“Selamat datang kepada seluruh peserta di Kabupaten Indramayu.Selamat berkompetisi, tetap menjaga persaudaraan. Dan dewan juri agar bertugas secara profesional,” kata Aan.
Sementara Kuwu Desa Cangkingan Kecamatan Kedokan Bunder, Didi Wahyudi kepada Diskominfo menjelaskan, lomba tersebut merupakan ajang pertemuan rutin para penggemar burung Perkutut dari seluruh Indonesia.
Berdasarkan tiket yang terjual, kata Didi, jumlah peserta yang datang mencapai 1.736 orang. Mereka berdatangan sejak malam hari dengan menggunakan kendaraan pribadi, mini bus, maupun bus besar.
Kelas yang dilombakan yakni kelas gacoran lokal alam, gacoran lokal ternak/warna, dan gacoran lokal campuran/bebas. (Lukman)
source