Sumatera barat kaya akan unggas hias local eksotik, salah satunya adalah ayam Kukuak Balenggek ( AKB ). Sesuai Namanya ayam ini memiliki suara kokok yang merdu dan enak didengar, sehingga tidak jarang komunitas ungags local menjulukinya sebagai ayam “ penyannyi “. Ayam hias ini berasal atau berkembang di Daerah Kabupaten Solok tepatnya di Kecamatan Payung Sekaki dan Tigo Lurah. Menyangkut tingkat populasi dan keberadaanya, ayam ini termasuk unggas endemic karena tidak ditemukan didaerah lain manapun.
Artikel
Lokasi Pantai Terbaik
Dijuluki ayam penyanyi karena suara kokonya yang bersusun-susun dan bertingkat ( Bahasa Minang Balenggek) mulai dari empat suku kata. Suara kokok nyapun terdengar enak ditelinga sehingga ayam ini cocok dipelihara para Hobies unggas hias Lokal. lalu apa bedanya suara kokoknya dengan ayam lain seperti ayam Kampung, Pelung, ayam Bekisar dan lain sebagainya. Perbedaannya, suara AKB terdiri atas tiga bagian yaitu kokok bagian Tengah, kokok bagian belakang. Menurut (Rusfidra 2004) kokok depan terdiri atas suku kata pokok pertama, suku tengah terdiri atas suku kata kokok kedua dan ketiga dan kokok ujung terdiri atas suku kata kokok keempat sampai terakhir sedangkan pada ayam local lain kokoknya tidak seperti ini.
Karena pandai bernyanyi ayam ini sering kali di konteskan, ayam pemenang kotes memiliki harga fantastis alias harganya lebih tinggi dibanding ayam kukuk Balenggek Biasa. Menilik profil AKB, bisa dibedakan beberapa jenis yaitu pertama, ayam AKB bertubuh besar. Didaerah asalnya ayam ini dijuluki ayam gadang dengan bobot badan lebih dari 2 kg, Kedua ayam AKB bertubuh kecil. Biasa disebut ayam ratiah dengan bobkot badan kurang dari 2 kg, Ketiga ayam ratiah berkaki pendek. Ciri-cirinya memiliki tibia kaki yang pendek. Karena kondisi fisiknya ini terlihat seolah-olah ayam ini berjalan seperti merayap dan ini disebabkan oleh gen Creeper (Cc). didaerah asalnya ayam ini disebut sebagai ayam Batu.
Artikel
Info terupadate lokasi liburan
Jika diperhatikan dengan seksama keunggulan ayam Kukuak balenggek sebagai ayam hias bukan hanya terletak pada suaranya tapi juga pada penampilan lainnya yang menawan seperti penampilan tegap dan gagah, warna bulunya bervariasi mulai dari merah, kuning, putih dan kombinasi anatara warna tersebut. Bulunya mengkilap dan meiliki jengger tunggal (Single Comb). Sebenarnya ayam ini sudah dilindungi dari kepunahan dengan berbagai metode penangkaran di wilayah asalnya, namun karena bersifat endemic penangkaran pun seringkali gagal. Faktanya ayam ini diwilayah asalnya seperi dilansir dari sumbarprov.go.id hanya tingal 354 ekor saja. Paling miris lagi, ayam ini menurut warga setempat memiliki laju migrasi tinggi dimana ada 30 ekor ayam ini dibawa keluar daerah asalnya setiap bulannya.
Menurut seorang peternak ayam kukuak Balenggek di kecamatan Payung Sekaki, sebut saja Asril budidaya ayam kukuak balenggek mudah-mudah susah, tingkat kematian sewaktu anak ayam tinggi. Yang penting menurutnya lagi ayam ini rutin diberikan Madu dan air perasan bumbu dapur seperti kencur, kunyit dan temulawak untuk menjaga Kesehatan tubuhnyanya. Ayam ini paling rentan terserang penyakit pernapasan seperti Cronic Respiratory Disease ( CRD ) atau biasa disebut ngorok. Menyangkut pakan, ayam ini perlu pakan protein tinggi dan terlepas dari itu semua ayam kukuak balenggek telah menjadi Kebanggaan Sumatera Barat terutama Kabupaten Solok yang menetapkan Ayam hias ini sebagai maskot Fauna Kota Solok.
source