PERAKNEW.com – 5 (Lima) orang anak di bawah umur Siswa SMPN 2 Cipunagara-Subang menjadi korban penganiayaan dan Pengeroyokan sekelompok pemuda, di Jalan Kampung Pancadasan Pinggir Lebung Air Desa Manyingsal, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, pada Sabtu malam (23/11/2024).
Para korban merupakan Warga RT 15/ RW 07 Dusun Cirasa, Desa Manyingsal, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang dan para pelaku merupakan Warga Kampung Sukarayat, Desa Manyingsal, Kec. Cipunagara, Kab. Subang.
Kejadian naas tersebut bermula dari 5 korban tersebut ditantang Perang Sarung oleh Derbi dan Rendi yang merupakan teman satu sekolahnya pada malam itu melalui chat WA, mereka pun akhirnya bertemu di jalan dekat Lebung di Kampung Pancadasan tersebut. Namun, sesampainya di lokasi, perang sarung itu tidak terjadi, setelah rombongan Derbi dan Rendi pulang, disitulah para pelaku-pelaku datang dengan mengendarai sepeda motor berjumlah 4 motor, masing-masing ditumpangi tiga orang.
Satu dari para pelaku langsung melakukan memukul terhadap satu korban dari 5 korban itu, bernama Uday, namun beruntungn Uday bisa menghindari pukulan tersebut, seketika Uday dan 4 orang temannya pun lari pontang-panting, bahkan sampai loncat ke sawah karena ketakutan.
Mereka pun terus berlari menyusuri pesawahan untuk pulang ke rumahnya, tapi setibanya mereka di kampungnya itu dengan keadaan badan yang penuh lumpur sawah, mereka terkejut ternyata para pelaku sudah ada di kampungnya dengan membawa senjata tajam.
Lalu mereka pun berteriak meminta tolong, beruntung ada satu warga bernam Miska mendengar teriakan mereka, Miska pun langsung keluar rumah dan menolong mereka.
Baca Juga : Pastikan Pasokan Listrik Aman Pada Pilkada 2024, PLN UP3 Garut Gelar Siaga Kelistrikan di Seluruh Wilayah Kabupaten Garut
Saat Miska keluar rumah dan melihat gerombolan pemuda yang terlihat akan melakukan kekerasan itu, sontak Miska pun menghentikan tindakan kriminal gerombolan pemuda tersebut sambil bertanya, “Orang mana kalian?”. Lalu pemuda tersebut menjawab, “Orang Manyingsal”. Tapi ketika sekelompok pemuda tersebut di suruh pulang mereka justru pergi ke arah kampung Sukarayat dan dari kejauhan terlihat salah seorang dari kelompok tersebut dikenalinya adalah seorang Ketua RW bernama Entang dari Dusun Sukarayat.
Besok harinya sekitar bada isya, orang tua korban mendatangi rumah Ketua RW Entang, guna menanyakan kejadian malam kemarin. Saat ditanya oleh orang tua korban, RW Entang berkilah dan membantah bahwa anaknya bukan pelaku dari pengeroyokan tersebut dan mengatakan, bahwa segerombolan anak muda itu adalah orang Manyingsal, bahkan mengancam Ketua RT Uju salah seorang tua korban, karena di anggap telah memfitnah keluarganya.
Tapi ketika Miska memberikan kesaksian, bahwa semalam dia melihat RW Entang berada di lokasi bersama gerombolan anak muda tersebut. Bahkan kesaksian Fikri (korban) memperkuat keterlibatan RW Entang dengan menunjukan Chat WA dari Derbi anaknya RW Entang, yang menantang Fikri (korban) dan kawan-kawannya untuk melakukan perang sarung. RW Entang pun tidak dapat mengelak lagi.
Tapi sayang saat keluarga korban menuntut RW Entang untuk mengatakan siapa saja pelaku pengeroyokan tersebut, dia tidak mau mengatakannya. Akhirnya keluarga korban pun meminta RW Entang untuk membuat surat pernyataan, bahwa tidak akan ada lagi pengeroyokan dan pengancaman terhadap anak mereka.
Permintaan itupun masih juga di tolak oleh pihak RW Entang. Dari kejadian ini, kita dapat mengambil hikmah supaya kita lebih perhatian lagi kepada anak-anak kita, terutama jikalau anak-anak kita sering keluar rumah pada malam hari.
Baca Juga : Bantu Pelanggan Pantau Penggunaan Listrik, PLN UP3 Garut Dorong Masyarakat Gunakan Layanan Catat Meter di Aplikasi PLN Mobile
Semoga kejadian ini tidak terulang lagi, kepada anak-anak di bawah umur lainnya. (Restu/CJ)
source