PERAKNEW.com – Kembali Desa Wisata Lembur Cigarukgak Desa Sidajaya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat dikunjungi Tiga Tokoh Nasional yaitu Prof. Dr. Ermaya Suradinata, S.H.,M.H.,M.Si mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Tri Mumpuni Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang dijuluki Pahlawan Listrik dan Komjen Pol. (Purn.) Nurfaizi Suwandi mantan Kabareskrim Polri, Minggu (04/06/2023).
Dalam acara ini juga dihadiri kepala Desa Sidajaya, pejabat setempat lainnya, dan tamu undangan dari desa setempat dan beberapa perwakilan dari desa lainnya. Pada kesempatan ini pula dilakukan beberapa kegiatan, seperti lomba paduan suara ibu-ibu perwakilan desa-desa setempat, karokean dan makan bersama. Acara dipusatkan di kediaman H. Urip Soeprianto sang Inspirator Desa Wisata Lembur Cigarukgak yang akrab disapa Bos Urip.
Dalam kesempatan tersebut Prof. Dr. Ermaya Suradinata, S.H.,M.H.,M.Si menyampaikan apresiasinya atas apa yang telah diperbuat oleh H. Urip Soeprianto dalam menata atau mendesain dan membangun, serta mempercantik kampung halamannya secara swadaya tidak mengandalkan bantuan dari pemerintah.
Menurut Ermaya, bahwa Subang ini harus dibangun berbagai macam sektor salah satu sektornya adalah wisata, “Kalau kita membangun sektor wisata yang tidak boleh dilupakan adalah Cagar Budaya masyarakat setempat, jangan sampai kita membangun wisata karakternya dari Bali, Borobudur atau luar jawa. Karakternya harus di masyarakat setempat, jadi kearifan lokalnya harus diangkat menjadi tumbuh berkembang,” ungkapnya.
Masih kata Ermaya, ”Kalau ternyata tidak diambil dari kearifan lokal jadi tidak unik lagi, kalau bersaing ke negara lain pasti hilang, karena tidak ada pijakan (National Character), sesuatu yang besar kalau dimulai dari yang kecil tidak akan besar, jadi kalau kita mau membangun satu pekerjaan yang bisa membangun wilayah Desa Wisata harus dihidupkan budaya sendiri wilayah tersebut, budaya yang tidak ada di tempat lain yaitu keunikannya yang dibangun. Yang kedua lahan, misalkan dengan modal sendiri berjuang, tapi memberikan keunikan yang hebat sehingga suatu saat dari situ pemerintah bisa bantu. tapi kalau kita yang paling baik jangan mengharap bantuan dari orang lain, harus gotong royong dimulai dari tumbuh berkembangnya masyarakat setempat itu yang harus dibangun ke atas,” tandasnya.
Baca Juga : Sambut HUT KBB Ke-16, Hengky Menggelar Gerak Jalan dan Baksos
“Saya sangat mengapresiasi yang sudah dilakukan Pa Urip, kalau menurut saya Urip itu harus Urup, Urup itu istilah bahasa Jawa menyala, jadi beliau ini sudah menyala bagaimana memberikan cahaya kegelapan masyarakat, budaya setempat angkat insyaallah nanti kita dukung,” tegasnya menyemangati Bos Urip.
Ermaya juga menyampaikan pesan untuk Pemerintahan Subang,”Kalau masyarakat punya inisiatif, pemerintahnya harus turun, karena pemerintah harus melayani, siapapun bupatinya, camatnya yang turun kebawah, kita bantu gotong royong. Saya liat ada perkembangan yang bagus pemerintahnya mendukung itu sesuatu yang baik, bukan semata-mata tahun politik, ini adalah tahun untuk membangun, siapapun tanpa ada kaitannya dengan politik, maka Desa, kecamatan, kabupaten pun akan Maju.
Sementara menurut Tri Mumpuni Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut bahwa Desa wisata lebih kepada melihat bagaimana meningkatkan kapasitas manusia dan Bisnis wisata itu bisnis Hospitality. “Desa wisata itu saya melihat bagaimana meningkatkan kapasitas manusia bisnis wisata itu adalah bisnis modal manusia human kafital. Bisnis wisata itu bisnis Hospitality, Keramahtamahan, kebersihan yang ditawarkan, orang bisa menikmati. Untuk kedepannya desa Wisata Cigarukgak, masih harus disiapkan masih jauh,” tegasnya.
Mantan Camat Cipunagara Obay Subarkah yang turut hadir turut mengapreasi. “Sangat kami apresiasi dengan dibuatkanya desa wisata Cigarukgak oleh pa Urip, kita bisa bersilaturahmi kedatangan Tokoh nasional, seperti Ibu Tri Mumpuni dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, Alhamdulillah beliau memberikan beberapa informasi terkait dengan pertanian, namun demikian beliau melakukan mapping, pemetaan, membaca kondisi sosial kultur juga kondisi tanah di wilayah desa Sidajaya dan desa lainnya,” ungkapnya.
Baca Juga : Ka Rutan Sukadana Silaturahmi Dengan PWI Lamtim
Masih sambung Ubay,” Saya pikir ini bagian dari membuka wawasan pencerahan terhadap masyarakat, walaupun masyarakat kita istilah Sundanya “Naon anu di deleu, naon anu didenge, naon anu karasa Jeung karampa masyarakat” jadi bukan masyarakat dataran teoritis, tapi dataran implementasi, jadi kita berharap dari sini terlahir produktifitas peningkatan ekonomi di masyarakat, serta ada solusi yang masyarakat selama ini terjambang oleh tradisi yang ada, bagaimana tidak masyarakat masalah pupuknya begitu pertaniannya gagal minjam lagi ketengkulak, kondisi ini akan terulang-ulang, sehingga ini adalah permasalahan terstruktur, permasalahan yang sangat fundamen bagi masyarakat, sehingga solusi yang kita cari kita harapkan sehingga ada alternatif -alternatif untuk peningkatan kesejahteraan dari masyarakat,”pungkasnya. (Jang/Apr)
source