Saprudin, S.H., Desak Polres Indramayu Proses Hukum Dugaan Kekerasan Anak Dibawah Umur

Photo of author

PERAKNEW.com – H. Saprudin, S,H., Pengacara DH (11) korban dugaan tindak pidana kekerasan anak dibawah umur yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) kelas 5 ini diduga dilakukan oleh oknum guru honorer SLB (Sekolah Luar Biasa) Mutiara Hati berinisial HS dan istrinya CT, meminta Polres Indramayu segera tindaklanjuti dengan serius laporan dugaan kekerasan anak dibawah umur dengan Nomor : LP/B/400/VII/2023/SPKT/POLRES INDRAMAYU ini.

Menurutnya, kelakuan oknum guru SLB honorer ini tidak terpuji, pendidik tapi tidak mendidik, apa lagi dugaan tindak kekerasan anak dibawah umur ini diduga dilakukan oleh pasangan suami istri (Terlapor) HS dan CT.

Baca Juga : Tak Kunjung Beritikad Baik, LM Sang WK DPRD Subang Dipolisikan Dugaan Perusakan Mobil

“HS ini suaminya dan CT ini istrinya, pasangan suami istri ini diduga kompak menyuruh anaknya bertengkar dengan DH (korban),” ungkapnya, Kamis (10/08/2023).

Dengan adanya kejadian ini sekarang DH (korban) yang masih duduk di SD tersebut masih mengalami trauma, “Maka dari itu saya minta Kapolres Indramayu segera tindaklanjuti dengan serius dan proses hukum tanpa pandang bulu atas dugaan tindak pidana kejahatan perlindungan anak UU Nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan Perpu Nonor 1 tahun 2016 perubahan kedua atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana dimaksud dengan pasal 80 UU 35/2014,” tegas Saprudin.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, HS dan CT ini mengakui bahwa anaknya suruh bertengkar atau duel dengan DH (korban) biar urusannya selesai jangan bertengkar terus, “Sok kalian bertengkar atau duel siapa yang kalah dan siapa yang menang diantara kalian, kalau yang kalah minta maaf sama yang menang,” kata HS dan CT dengan kompak dirumahnya, Kamis (3/8/2023).

Baca Juga : Diduga Lakukan Kekerasan Anak Dibawah Umur, Oknum Guru SLB Indramayu Dipolisikan

Sementara saat Perak menemui Kepala Sekolah SLB Mutiara Hati untuk konfirmasi, Jumat (11/08/2023) tidak ada ditempat, “Kepala sekolah lagi gak ada ditempat pak,” ujar salah satu guru SLB itu. (Lukman/Sono)

source