PERAKNEW.com – Pro dan kontra Rencana Pelaksanaan Proyek Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Desa Sattoko, Kecamatan Mapili, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Komisi III DPRD Polman menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) Ruang Rapat DPRD Polman, pada Kamis, 9 Januari 2025.
RDP ini membahas tentang penyelesaian konflik rencana pembangunan TPA tersebut yang melibatkan masyarakat Desa Sattoko dan Desa Beroangin, Kec. Mapili itu.
Masalah ini bermula sejak penutupan TPA Binuang pada Mei 2021 lalu, yang membuat Pemerintah Daerah Polman mengusulkan Desa Sattoko sebagai lokasi alternatif.
Namun, rencana ini menghadapi tantangan besar akibat protes masyarakat yang khawatir terhadap dampak lingkungan dan kendala administrasi yang menghambat realisasi proyek.
Baca Juga : PJ Bupati Subang Tak Bernyali Copot Kalak BPBD, KAMPAK Kembali Aksi
Dalam kesempatan RDP tersebut, Kepala Desa (Kades) Beroangin, Anto menegaskan, “Jika sampai ini betul terjadi dan akan dibangun di Desa Sattoko dan tata kelolanya tidak lebih dari seperti Binuang, dampaknya berimbas pada Beroangin dan Sattoko,” tegasnya.
Meski pemerintah menjanjikan pendekatan baru dalam tata kelola sampah. Masyarakat Desa Satoko dan Desa Beroangin terpecah antara yang mendukung dan menolak proyek tersebut, kekhawatiran utama warga adalah potensi kerusakan lingkungan dan dampak negatif lainnya.
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Polman, Jumadil menyampaikan, bahwa pemerintah daerah berkomitmen untuk menghadirkan solusi ramah lingkungan dengan teknologi modern.
Harapannya, TPA Sattoko dapat menjadi proyek percontohan yang mampu mengatasi masalah pengelolaan sampah di Polman tanpa merugikan masyarakat.
Baca Juga : Desa Bumi Nabung Udik Realisasikan Dana Desa (DD) 2024 Dengan Baik
Namun, pemerintah menyadari bahwa proyek ini tidak dapat berjalan tanpa persetujuan masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan dialog dan penyuluhan kepada warga akan terus dilakukan, “Kami dari pemerintah sebenarnya sangat dilema,” ujarnya. (Sbr)
source